Pada suatu sore di negeri Cina zaman dahulu...
Seorang kurir istana sedang memacu kudanya cepat melintasi padang rumput luas. Ketika itu sedang badai besar, turun hujan dan petir menyambar-nyambar.
Karena takut kesambar geledek, akhirnya dia memutuskan mencari tempat berteduh yang layak.
Sampai di sebuah rumah tingkat 3 yang menjulang tinggi, ia mengetuk pintu dan minta izin agar bisa menginap semalam mengingat badai baru akan reda esok hari. Si pemilik rumah yang ternyata adalah kakek sangat tua renta mempersilahkan dengan senang hati.
"Tetapi ada syaratnya: sedikitpun anda menyentuh anak gadis saya, maka tidak segan2 saya menghukum anda dengan TIGA HUKUMAN yang terkenal PALING SADIS di seluruh kerajaan"
Pemuda berpikir kalau bapaknya setua renta ini, tentu pasti anaknya juga sudah perawan tua dan tidak menarik.
Ketika malam tiba, anak gadis pemilik rumah turun untuk makan malam bersama.
Alangkah terkejutnya si kurir istana, ternyata ia anak gadis yang cantik jelita, bermata jernih, berambut panjang lebat hitam terurai, dan tubuhnya benar-benar aduhai menawarkan dekapan hangat lunak nan empuk. Ketika makan, jakun si pemuda naik turun dengan nafsu yang bergejolak. Dilihatnya si gadis ternyata juga menyimpan perasaan dengan melirik-lirik malu kepadanya.
Malam semakin larut. Si kurir yang tidur di LANTAI 3 tidak dapat menahan gejolak birahinya, ternyata kamar si gadis ada di lantai yang sama! Akhirnya dia memutuskan untuk menemui si gadis jelita, mengabaikan peringatan hukuman tersadis dari sang kakek tua tadi.
Selesai bermain api cinta dan asmara, si pemuda yang kecapekan akhirnya kembali ke kamarnya dengan puas.
PAGI HARI KETIKA DIA BANGUN, si pemuda mendapati sebuah batu besar di dadanya. Di batu ada tulisan:
"HUKUMAN TERSADIS NO. 1: BATU BESAR DI DADA"
Si pemuda tertawa ternyata hanya seperti ini hukuman sadisnya.
Bangun dari tidur ia menuju jendela untuk membuang batu itu.
Sesaat ketika batu telah ia lontarkan ke luar jendela, ia membaca ada tulisan di pinggir jendela:
"HUKUMAN TERSADIS NO. 2: PELER KANAN TERIKAT KE BATU BESAR."
Baru terkejut nyadar tuh pemuda kalo peler yg sebelah kanan keiket saking tipis dan kuatnya tali. Buru-buru ia lompat ke luar jendela menyusul batu tadi, daripada telor penis nya COPOT mending badan remuk2 gak papa.
Ketika hampir sampai tanah, si pemuda membaca ada tulisan besar di papan kayu:
"HUKUMAN TERSADIS NO. 3: PELER KIRI TERIKAT KE JENDELA KAMAR ENTE LANTAI TIGA :b. "
sumber: http://kaskus.co.id/post/509fa24f1fd719487a000036#post509fa24f1fd719487a000036
Tidak ada komentar:
Posting Komentar